Iya, dia yang dahulu hilang di telan bumi mencari cinta yang padahal disisinya sudah ada cinta
Dengan berbagai cara ia lakukan untuk mendekatkan diri denganku lagi.
Alah basi.
Kata-kata hai mu itu basi.
Ya basi.
Seperti bubur yang menjadi encer dan basi.
Telambat.
Tapi apa daya,
aku masih mencintainya.
Memang pesan mu itu aku abaikan tadinya.
Coba saja kalau kau tidak bercerita dengan sahabat karibku.
Sudah habis engkau.
Habis aku cuekkan setengah mati.
Yang kabarnya engkau sedang dekat dengan perempuan itu.
Tapi ternyata sudah tidak ada hubungan katanya.
Ya, memang,
aku selalu memperhatikanmu dari jauh.
Dari ujung bumi yang tak mungkin engkau lihat.
Padahal aku melihat.
Dan,
Hanya diam.
Tanpa berbuat apa-apa.
Aku hanya mengoceh dalam hati.
Mengatakan, "oh, begitu. oke."
Dan, kau tahu itu betapa menjutekkannya aku.
Setiap kali engkau lewat, aku tidak menegur mu.
Menyapamu saja tidak.
Dari melihat tingkahku saja, aku tidak yakin bisa sedekat nadi seperti dahulu.
Oh ya.
Maaf. Katanya.
Ya, kita memang selalu saling menyakiti.
Dan, semoga saja ini yang terakhir kali.
Jujur aku lelah, sayang.