Selasa, 01 Oktober 2013

Mencintaimu dalam diam



Dalam diam aku mencintaimu. Sunyi. Tidak ada yang mengetahui hal tersebut, sahabatku pun tidak mengetahui hal itu. Menjadi senderanmu, itu mungkin adalah hal yang mustahil bisa terjadi. Aku hanya bisa terdiam disini, melihat mu tertawa dengan teman-temanmu. Dari jauh. Aku memperhatikanmu secara diam-diam. Mungkin aku bisa dibilang sebangai manusia yang tidak punya nyali. Aku takut. Karena aku tidak mengenalmu lebih jauh. Aku hanya tahu. Tetapi aku bisa membaca raut wajahmu. Bahwa dirimulah yang memikat hatiku. Ini aneh. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

Ketika melihat matamu, jantung ini berdetak tidak seperti biasanya. Aku bingung. Mengapa engkau bisa membuatku seperti ini?

Diam-diam aku menyimpan rasa ini. Mungkin, sampai aku mengenalmu aku pun menyimpan persaan ini. .

Aku menyimpan perasaan ini. Perasaan yang memang terjadi diantara aku dengan kamu. Mungkin tidak dengan mu, atau mungkin kita tidak saling sadar jatuh cinta di waktu yang bersamaan. Dan hal tersebut, hanyalah Tuhan yang tahu.

Disisi lain aku ingin mengungkapkan perasaanku yang sejujur-jujurnya dengan mu. Tapi apa daya? kodrat aku hanyalah sebagai perempuan, dan pasti setiap perempuan pun mempunyai perasaan gengsi yang terselip didalamnya. Ingin rasanya aku buang perasaan tersebut, tetapi sangat sulit. Tidak seperti yang kalian bayangkan.

Disisi lain juga, aku ingin menjadi... Menjadi seorang kekasih yang bisa menjadi semangat akan tergapainya cita-citamu. Disisimu. Disampingmu jika engkau membutuhkan seseorang yang bisa membuatmu bahagia.

Tetapi aku takut, aku takut jatuh dilubang yang sama. Semacam aku takut mencintai seseorang lagi, walaupun ia mencintai ku juga.

Aku membenci hal tersebut, yang telah menghancurkan perasaanku sebelumnya.

Akankah kamu ingin menjadi yang terakhir? Itulah yang kumau.

Tetapi aku tetap memilih diam.

Sabtu, 28 September 2013

Bagaimana jika...



Terus saja memendam rasa. Memang tak terasa sampai semuanya hampa.
Apakah kamu pernah membayangkan? Kamu terus memendam rasa untuknya. Melihat gerak demi gerak tubuhnya. Membayangkan setiap senyumnya. Kemudian merefleksikannya di langit-langit kamar. Lalu secara otomatis mengembangkan senyummu sendiri, hingga kamu merasa gila dan insomnia dalam waktu bersamaan.
Kamu pernah merasakan? Mengendap-endap. Mencuri pandang akan indah dirinya. Menimbang-nimbang akan menyapanya. Mengurungkan semua niat seraya membuang muka ketika dia menengok ke arahmu. Di saat itu juga kamu kesal karena tak mendapatkan sapanya, tetapi bahagia karena dengan menegok ke arahmu, berarti dia menyadarimu.
Apa kamu pernah mengharapkan? Menapaki jalan yang berbeda setiap harinya. Kemudian menghentikan pencarian jalan dan terus melewatinya ketika tahu bahwa dia juga menginjakkan kaki di sana. Berpapasan dengannya secara pura-pura tidak sengaja.
Pernahkah kamu memikirkan? Semua sumringah yang menyelinap ke dalam kelopak mata. Mengganggu semua mimpi yang hendak hadir. Mengubah semua benak menjadi layar putih, memproyeksikan khayalan demi khayalan tentang dirimu. Hanya karena kamu menyebut namaku, meski tidak dengan benar.
Namun apakah kamu pernah melamunkan? Bahwa sesungguhnya dia melakukan hal yang sama denganmu, hanya saja dia sama keras kepalanya denganmu. Kepala batu dan hati berliannya memaksanya memendam perasaan, seperti kamu.
Semuanya dilalui sampai waktu yang lama, lebih lama dari yang pernah kamu bayangkan. Hingga masing-masing dari kamu lupa, kemudian menemukan sangkar hati yang baru. Bagaimana jika, ketika kamu merasa bahwa yang kamu dapatkan sekarang benar-benar untukmu, kamu mendapati dia yang pernah kamu cinta dalam diam, ternyata juga mencintaimu. Dalam diam.
Bagaimana jika… 

By:DaraPrayoga

Sabtu, 07 September 2013

[Perpisahan] Hal yang paling aku benci

Desiran ombak menemani kita diantara kesunyian ini. Kita, kamu dan aku tetapi entah mengapa perasaanku gelisah. Kamu akan meninggalkan aku, tidak dan bukan untuk selamanya. Dan aku tahu itu, tetapi sulit untuk meninggalkanmu yang penuh dengan kenangan. Aku tahu kamu akan kembali, tetapi aku juga takut jika kamu kembali tidak lagi bersama aku. Perasaan takut itu terlupakan karena sekarang kamu masih berada disisiku, detik demi detik aku rasakan. Hangatnya pelukmu, sentuhan tanganmu kita lakukan disini. Pantai ini menjadi saksi antara perpisahan kita. Sejujurnya, aku sangat membenci perpisahan ini! Mengapa selalu ada perpisahan disetiap pertemuan? Aku masih tidak percaya, kamu besok akan pergi meninggalkan ku di negeri yang entah berantah dan kamu akan tinggal disana selama beberapa tahun kedepan. Tidak lama memang, tetapi aku merasa itu lama sekali.

Aku berbisik kepadanya, "Akankah kamu akan kembali kepadaku suatu saat nanti?"
"Aku pasti akan kembali, dan akankah kamu akan menunggu ku untuk kembali kepadamu?"
"Hhmm.. Aku akan selalu menunggumu sampai kapanpun, sayang"
ia mengajukan jari kelingkingnya, dengan bermaksud untuk berjanji kepadaku "Pinky swear?"
"Pinky swear" Aku meraih jari kelingkingnya dan itu berarti aku menerima janjinya.
Entah sampai kapan, perjanjian itu akan terjalin. Aku tidak yakin ia bisa tahan dengan wanita-wanita yang pasti jauh berbeda denganku. Dengan gayanya, tingkah laku, parasnya atau apapun itu aku tidak peduli.
Tetapi aku mengenal sifatnya sejak lama, tidak mungkin ia bisa mengkhianati janji ini dengan tingkah lakunya yang memang benar-benar aku tak habis fikir. Aku percaya padanya, apapun yang terjadi aku akan selalu percaya kepadanya.

Matahari pun mulai menenggelamkan kepalanya, itu berarti kita harus meninggalkan ini dan aku membantunya untuk persiapannya besok ke negeri entah berantah itu. Ah... Waktu memang menyebalkan, ia tidak pernah peduli tentang tuannya. Mengapa waktu itu senang sekali berjalan? Padahal aku ingin sekali berhenti di detik ini juga.

Hari ini, hari keberangkatannya aku sengaja tidak hadir di airport. Aku takut, takut tidak kuat untuk menahannnya pergi. Aku sengaja mengirimkannya pesan singkat yang ku anggap itu tidak penting karena itu hanyalah pesan singkat. Tetapi, jika memang ia mencintaiku ia akan membalasnya walaupun itu hanya pesan singkat. Kita memang menganggap pesan singkat itu tidak terlalu penting karena itu hanyalah sebuah tulisan dan bukan ucapan dari mulut kita sendiri. Banyak orang dan teman-teman kita berkata bahwa kita memang pasangan yang aneh. Tapi, pasangan yang aneh ini telah berpisah detik ini juga.

Sungguh, hanya kepercayaanlah landasan dari perjalanan kita mulai dari sekarang. Saling percaya satu sama lain memang sulit tapi apa boleh buat? kita memang harus menjalankan kepercayaan itu.

Selasa, 03 September 2013

[Camera]

"Setiap ingin mengambil sebuah kenangan
tanganku selalu bergerak untuk menciptakan kenangan yang manis
membuatnya tampak seperti aslinya
dengan kenyataan yang memang benar-benar ada
jika ia menghasilkan kenangan yang bagus
terkadang aku senang melihatnya
ia selalu ada dileherku
entah mengapa ia selalu melekat disana
jika aku melepasnya, ada rasa yang aneh
jadi jika aku berada disuatu tempat
dan tempat itu memiliki kenangan yang indah
ia selalu dibutuhkan disaat itu"
Animated Blinking Gingerbread Man